Jumat, 23 Mei 2014

Pepatah Jawa


NASIHAT HIDUP ORANG JAWA



n
  *   Aja ngomong waton, nanging ngomonga nganggo waton
     (Jangan asal berbicara, tetapi bicaralah dengan menggunakan patokan atau alasan yang jelas)
  *   Aja rumangsa bisa, nanging bisa rumangsa
     (jangan merasa bisa tetapi bisa merasa, artinya berani merasa tidak bisa dan mengakui tidak bisa)
  *   Ajining dhiri dumunung ing lathi, ajining raga saka busana
     (Nilai pribadi terletak di bibir, nilai raga tercermin dari pakaian)
  *   Giri lusi, janma tan kena ingina
     (Giri:gunung, lusi : cacing tanah, janma:manusia, tan kena ingina :tidak boleh dihina, artinya : jangan gampang menghina orang yang tampaknya miskin atau berpenampilan sederhana (dikiaskan seperti cacing) Sebab, mungkin dia malah memiliki kemampuan setinggi gunung
  *  Manjing ajur ajer
     (Pandai-pandailah menyesuaikan diri dimana pun berada agar selamat dan memiliki banyak kenalan)
  *   Ngono ya ngono, ning aja ngono
    (Tidak berbuat berlebihan sehingga menimbulkan masalah baru yang tidak diduga serta mengganggu orang lain. Jangan suka berbuat semau sendiri)
  *   Tepa slira
     (Segala sesuatu yang terjadi diusahakan untuk diukur atau diterapkan pada diri sendiri)
  *   Witing tresna jalaran saka kulina
     (Awal mula cinta dapat tumbuh karena sering bertemu)
  *   Wong Jawa nggone semu, sinamun ing samudana, sesadone ingadu manis
    (Orang Jawa cenderung semu atau terselubung, ditutup kata-kata tersamar, masalah apa    
    * Mikul dhuwur mendhem jero
     (Anak harus menghormati orang tua dengan cara menghargai jasa mereka setinggi-tingginya dan menyimpan dalam-dalam salah, aib, dan dosa mereka)
  *   Nandur pari jero
     (Orang tua berbuat kebaikan tidak untuk mendapatkan balasan kepada anak-anaknya)pun dihadapi dengan muka manis)
d* Dan lain-lainnya